Media Proteksinews

Media Proteksinews

sample media terbit

sample media terbit

Cari Blog Ini


Laman

RNI

RNI
kantor pusat

Minggu, 18 April 2010

Hentikan Kekerasan

Kejar, tendang, seret, tangkap, gebuk, tebas....

Rentetan kejadian itu berujung, tiga petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) meregang nyawa, dan 134 orang luka-luka.

Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Tanjung Priok saat berupaya mengambil alih lahan di sekitar kawasan Kompleks Makam Priok di Koja, Jakarta Utara, Rabu.

Eksekusi lahan sekitar makam tokoh Muslim Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad atau dikenal sebagai Mbah Priok, berubah menjadi kerusuhan berdarah, karena massa dan Satpol PP tersulut emosi, yang berlanjut saling lempar batu dan baku hantam.

Dengan embel-embel imbauan "jangan meniru adegan ini", sebuah stasiun televisi swasta menayangkan gambar seorang anggota Satpol PP terlentang di jalan raya "rame-rame" dipukul, ditendang, dilempar bahkan dirajam batu massa.

Dalam bagian tayangan berbeda, sejumlah petugas satpol PP menendang dan mengeroyok seorang warga. Di antara anggota satpol PP itu ada yang tertangkap kamera sedang memukul warga sambil mengisap sebatang rokok.

Dari gambar pewarta foto, tampak seorang bocah berusia belasan tahun yang terlibat aksi lempar ke petugas, akhirnya ditangkap, diseret dan dijadikan "bulan-bulanan" petugas. Sekujur tubuh bocah itu bersimbah darah.

Massa berusaha menggulingkan kendaraan water canon milik polisi saat pecah bentrokan dengan Satpol PP. Warga juga membakar sedikitnya 46 unit kendaraan milik Satpol PP dan Polri termasuk truk dan kendaraan berat.

Korban tewas insiden Priok mencapai tiga orang anggota Satpol PP yakni M. Soepono, bertempat tinggal di Kelurahan Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Israel Jaya bertempat tinggal di Jatibening, Pondok Gede, Bekasi dan Ahmad Tadjudin yang beralamatkan Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Korban luka-luka, polisi sebanyak 10 orang, Satpol PP (69 orang) dan warga (55 orang).

Insiden ini membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa prihatin. Presiden meminta agar rencana penertiban kawasan makam itu dihentikan.

"Saya minta status quo," kata Yudhoyono, dalam jumpa pers menjelang tengah malam. "Pilih cara atau pendekatan yang baik dalam melakukan penertiban meskipun secara hukum benar," katanya menegaskan.

Insiden Priok yang mengakibatkan korban jiwa, luka-luka dan miliaran rupiah itu mengerucut kepada pertanyaan apakah bentrok itu cermin dari masyarakat yang memilih kredo kekerasan hanya bisa diselesaikan dengan kekerasan?

Jawabnya, kekerasan bagaikan penyakit menular, demikian ahli filsafat Gabriel Possenti Sindhunata SJ. "Setiap orang yang terlibat dalam kekerasan, ingin melampiaskan kekerasannya kepada orang lain," katanya.

Kekerasan adalah bumerang. Kekerasan balik mengejar, menendang, menyeret, menangkap, menggebuk dan menebas lawan yang melepaskannya atau melawannya.

Menurut Sindhunata, dilawan atau tidak dilawan bahkan dibiarkan, akhirnya kekerasan sendiri yang senantiasa keluar sebagai pemenang.

Kekerasan diibaratkan sebagai si jago merah, dipadamkan dengan guyuran air malah menyala besar bahkan melalap bagian bangunan lain, atau meminta korban jiwa.

Kekerasan bagaikan wabah, tidak diketahui dari mana datangnya, tapi tiba-tiba dan serta merta menyambangi dan menghantam manusia.

Kejadian Priok sungguh menyesakkan. "Bagaimana mungkin bangsa yang konon diagung-agungkan sebagai bangsa halus budi pekertinya dapat mengejar, menendang, menyeret, menangkap, menggebuk, merajam dan menebas sesama sambil menyunggingkan senyum, atau seraya menghisap sebatang rokok?"

"Saya sampaikan belasungkawa atas peristiwa ini," kata Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Sementara itu, Kepala Satpol PP Harianto Badjoeri mengatakan, "Pasti ada sanksi bagi yang melakukan penyerangan terlebih dahulu."

Meskipun demikian, ia menyebut dengan menggunakan kalimat kondisional, jika ada petugas Satpol PP yang terbakar emosi kemudian balik menyerang, tindakan itu merupakan hal wajar.

"Itu adalah dinamika di lapangan, toh kita diserang duluan. Itu manusiawi," katanya.

Dalam insiden Priok, petugas Satpol PP tidak membawa senjata dan membawa tameng ketika melakukan penertiban sementara warga yang mencoba mempertahankan bangunan liar di sekitar makam Mbah Priok telah menyiapkan batu, clurit, golok, dan pedang samurai.

Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya merespons dengan mengerahkan sekitar 600 personil untuk mengamankan Koja, Tanjung Priok. Ratusan personil polisi itu berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Utara dan Polres Metro Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Tanjung Priok, kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar saat dikonfirmasi melalui telepon selular di Jakarta, Kamis.

Semua sepakat kejadian Priok dapat dikategori sebagai tragedi kemanusiaan mengenaskan. Kejadian itu juga meneguhkan bahwa institusi kemasyarakatan sedang gonjang-ganjing karena ulah aparat dan warga yang brutal. Mereka lebih suka memakai bahasa kekerasan, yang berujung jatuhnya korban jiwa.

Insiden Priok sama dan sebangun dengan bahasa tragedi karena kental dengan kekerasan. Kekerasan selalu berbalas kekerasan, padu dalam istilah betawi, "Ente jual, ane beli".

Priok Rusuh, Ratusan Luka 3 Tewas 63 kendaran di bakar masa


Priok Rusuh, Ratusan Luka 3 Tewas

63 kendaran di bakar masa
Bentrokan berdarah yang dipicu upaya pemugaran Kompleks Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4), menyebabkan ratusan orang terluka, dua di antaranya tewas, sementara puluhan mobil dibakar. Salah satu korban tewas bernama W Soepono, anggota Satpol PP. Jenazah Soepono ditemukan di dekat peti kemas di dekat pelabuhan. Kondisi Soepono mengenaskan. Soepono terlentang masih mengenakan seragam Satpol PP. Di bagian badan, terdapat kucuran darah.
Sedangkan seorang korban tewas lainnya, belum diketahui namanya. Namun, menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, seorang korban tewas ini adalah anggota Satpol PP Jakarta Barat. Anggota Satpol PP ini tewas setelah dirawat di RS. SBY mendapatkan informasi ini dari Wagub DKI Prijanto.
Kemungkinan korban tewas yang disampaikan SBY adalah anggota Satpol PP yang ditemukan tergeletak oleh kuli bangunan di sekitar lokasi. Menurut kuli bangunan itu, anggota Satpol itu telah dievakuasi beberapa jam lalu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar telah melansir jumlah korban akibat kerusuhan Priok. “Dari insiden di Priok tercatat korban sebanyak 134 orang. 10 dari anggota Polri, 55 warga, dan 69 orang dari Satpol PP,” kata Boy Rafli.
Boy meminta semua pihak untuk menahan diri agar tidak terpancing provokasi. Informasi yang masyarakat terima kalau makam akan dibongkar, padahal informasi dari Pemprov justru sebaliknya. “Seolah-olah yang akan dipugar ini makam Mbah Priok. Info dari Wagub, akan dipercantik makamnya,” jelasnya.
Sementara itu, sekitar 50 kendaraan hangus dibakar massa. Kendaraan yang dibakar kebanyakan kendaraan milik Satpol PP yang diparkir di Jalan Deli, jalan menuju arah makam Mbah Priok. Di jalan ini, ada sekitar 40 mobil yang telah hangus terbakar. Sedang di Jalan Raya Priok Koja, tepatnya di depan RSUD Koja, terdapat sekitar 10 bangkai kendaraan. Sebagian kendaraan yang dibakar, apinya masih menyala.
Penjarahan
Kendaraan yang dibakar yakni dua backhoe (alat berat penghancur bangunan), dua truk pengangkut kontainer, satu water cannon milik polisi, dan puluhan truk Satpol PP dan mobil polisi. Selain itu juga diketahui empat buah motor ikut hangus. Salah satunya adalah motor Jupiter Z bernopol B 6915 PBl, milik wartawan RCTI Andi.
Sejumlah warga memanfaatkan bangkai-bangkai kendaraan itu. Dengan bermodal kunci inggris, sebagian warga mempreteli besi-besi mobil yang apinya telah padam. “Lumayan Mas, Rp 5.000/kg. Besinya saya amanin dulu di rumah. Tadi saya sudah bawa 50 kilo,” ucap salah seorang warga.
Suasana mencekam pascabentrok di areal makam Mbah Priok membuat 495 aparat Satpol PP dan Kepolisian yang terjebak di Pelindo dievakuasi lewat jalur laut. Pasukan Katak Marinir ikut terlibat aktif dalam evakuasi ini. “Seluruh petugas (Satpol dan Polisi) dievakuasi lewat Terminal Peti Kemas Koja dan kabur lewat jalur laut. Mereka dibawa dengan perahu karet. Kita sudah kontak-kontakan sama Mariir dan dibantu pasukan katak marinir,” kata petugas penjaga terminal Peti Kemas Koja, Dwi.
Di sisi lain, massa di Tanjung Priok kian tidak terkendali. Mereka menjarah pos PT Pelindo II yang berada dalam kawasan Terminal Peti Kemas (TPK) Koja dan mempreteli barang-barang di dalamnya. Penjarahan berawal saat warga menunggui personel Satpol PP yang bertahan di dekat pagar kantor Pelindo. Satpol PP bertahan di situ karena hanya di situlah kawasan aman bagi mereka. Mereka terkepung sehingga tidak bisa ditarik oleh Pemprov DKI Jakarta. Namun karena anggota Satpol PP berhasil kabur melalui pintu belakang Pelindo tanpa sepengetahuan massa, akhirnya sekelompok warga berinisiatif menjarah pos Pelindo.
Dihindari
Awalnya mereka merusak pos Pelindo. Kemudian mereka mengambil monitor komputer, dispenser, kipas angin, dan AC. Barang-barang ini mereka bawa pulang ke rumahnya. Penjarah kebanyakan anak muda dan remaja.
Presiden SBY menyayangkan terjadi bentrokan antara warga dan aparat di Koja, Jakarta Utara. Seharusnya bentrokan itu bisa dihindari sehingga tidak timbul korban jiwa. “Insiden ini seharusnya dan sesungguhnya dapat dicegah dan dihindari,” kata SBY di Kantor Presiden, Jakarta.
SBY berharap, aparat di lapangan dapat jeli dalam melihat situasi dan kondisi. Meski secara hukum tindakan tersebut dianggap benar dalam mengeksekusi lahan, jika tidak kondusif, SBY meminta agar bisa ditunda beberapa waktu. “Begitu melihat situasi di lapangan atau situasi sosial yang tidak memungkinkan, meskipun secara hukum benar, tidak benar untuk dipaksakan,” pintanya.
SBY meminta supaya pendekatan persuasif lebih diutamakan. Hindari benturan fisik, lanjut SBY, karena dapat menimbulkan korban. “Cegah benturan yang bersifat fisik karena situasi yang panas bisa timbulkan korban,” paparnya.
Presiden SBY meminta Pemprov DKI Jakarta menghentikan upaya pembongkaran makam Mbah Priok. Harus dilakukan dialog dan pembicaraan antara sejumlah pihak baru kemudian diambil sikap. “Memberi perintah agar dihentikan tindakan penertiban tempat makam di sana. Relokasi status quo setelah semuanya dapat dikelola, bicarakan secara baik dengan pemangku kepentingan,” tegas Presiden.
SBY meminta agar ke depannya, dalam melakukan tindakan penertiban, pihak berwenang tidak menggunakan cara kekerasan. “Pilihlah cara-cara persuasif. Cegah benturan yang bersifat fisik karena situasi panas sangat bisa menimbulkan korban,” tukasnya.

Pembongkaran Makam Mbah Priok Rusuh

Pembongkaran Makam Mbah Priok Rusuh

Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat ini memilih bertahan di dalam Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Situasi diambil alih oleh polisi. Mereka memukul mundur para warga.

Pantauan detikcom, Rabu (14/4/2010), bentrokan antara polisi dan warga yang menolak penggusuran pemakaman Habib Hasan bin Muhammad al Haddad atau Mbah Priok bergeser ke depan RS Koja di Jl Ampea.

Ratusan polisi bertameng tampak menghadapi hujaman batu dan benda keras lainnya yang dilemparkan oleh warga. Mereka berlindung di balik tameng yang mereka bawa.

Akan tetapi, petugas juga tak mau bertahan begitu saja. Mereka menembakkan gas air mata serta peluru karet ke arah puluhan warga. Akibatnya, meski sebagian masih berani membalas, warga kocar-kacir masuk ke Jl Deli.

Hingga pukul 14.30 WIB, belum tampak ada korban yang jatuh akibat bentrok lanjutan ini. Sebelumnya, bentrok antara Satpol PP dan warga di depan kompleks pemakaman menyebabkan 54 orang dari kedua belah pihak mengalami luka cukup serius.
Bentrok Warga vs Aparat, Jalan Utama Tanjung Priok Terputus


Pembongkaran Makam Mbah Priok Rusuh

- Bentrokan antara warga yang menolak pembongkaran pemakaman Habib Hasan bin Muhammad al Haddad atau Mbah Priok dengan aparat terus belangsung di sejumlah titik. Akibatnya, jalan utama menuju pelabuhan Tanjung Priok putus total.

Pantauan, Rabu (14/4/2010), jalan dari pelabuhan Tanjung Priok menuju Cilincing dan arah sebaliknya terputus.

Seluruh kendaraan tidak bisa melintas di jalan yang biasanya dilalui truk pengangkut peti kemas tersebut. Hingga pukul 15.00 WIB, kondisi itu belum juga berubah.

Sebelumnya, pengguna jalan masih dapat memanfaatkan jalan utama menuju pelabuhan itu meski kondisi lalu lintas padat merayap. Kini, petugas melakukan penutupan jalan

Noegroho Djajusman: Markus Ada Juga Pada Zaman Saya


Noegroho Djajusman: Markus Ada Juga Pada Zaman Saya

JAKARTA -Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Pol (Purn) Noegroho Djajoesman (ND) membenarkan Makelar Kasus (Markus) juga ada pada saat dirinya menjabat Kapolda.

"Markus itu ada pada jaman saya, sudah ada dari zaman dulu, tapi tidak berurusan dengan uang," ungkap ND saat ditanya seputar kasus markus yang tengah marak diberitakan, disela-sela acara peluncuran buku "Meniti Gelombang Reformasi", Minggu (11/4/2010) di Hotel Sultan, Jakarta.

"Bedanya", lanjut purnawiraan Polri ini, saat itu markus tidak menyuap polisi dan polisi tidak punya kepentingan untuk mencari keuntungan uang.

"Misalnya saya pernah dimintai tolong, ya, saya tolong. Tapi tidak pernah minta uang. Saya membantu sesuai dengan prosedur hukum saja jadi tidak untuk mengayakan diri," ungkapnya memberi contoh.

Kasus markus ini, tambah ND, suatu perbuatan yang harus ditindaklanjuti ole



WISATA ARGO KALIGUA
Paguyangan, Brebes, Jawa Tengah
Pesona Perkebunan Teh Lereng Gunung Slamet

Perkebunan Teh Kaligua merupakan salah satu kebun yang dikelola oleh BUMN Perkebunan di Jawa Tengah, yaitu PT.Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang berkantor pusat di Semarang. Kebun Teh Kaligua terletak di Desa Pandasari, Kecamatan Peguyangan, Brebes. Lokasi tersebut berjarak 15 km dari kota Bumiayu. Akses jalan dapat ditempuh di jalur utama Bumiayu-Purwokerto, tepatnya di pertigaan Kaligua, Desa Kretek, Paguyangan. Transportasi dapat ditempuh dengan mengguna-kan kendaraan angkudes, ojek, maupun truk pengangkut sayuran.

Perkebunan Teh Kaligua merupakan kawasan wisata agro yang terletak pada ketinggian 1200 sampai 2050 m diatas permukaan laut (dpl). Tepatnya di kaki gunung Slamet sebelah barat. Tentu saja dengan ketinggian tersebut sudah dapat dirasakan kondisi kesejukan dan kesegaran udaranya.

Denyut nadi kehidupan diperkebunan Teh Kaligua berawal tahun 1899. Perkebunan Teh didirikan oleh Cultuur Onderneming di Belanda, dengan operasional dibawah pengawasan Fan John Pletnu & Co yang berkedudukan di Jakarta. Pengusaha Belanda yang ditunjuk untuk mengelola perkebunan teh Kaligua adalah Van De Jong. Tahun 1942 perkebunan teh Kaligua diambil alih oleh Jepang. Perkembangan selanjutnya perkebunan teh Kaligua menjadi milik Negara atau Badan Usaha milik Negara (BUMN)

OBYEK WISATA
- Goa Jepang
Goa ini dibuat pada masa pendudukan tentara Jepang sebagai tempat perlindungan, penyimpanan senjata dan makanan.
- Sumber Mata Air (Tuk Bening)
Dipercaya sebagai air abadi yang khasiatnya bisa menyembuhkan penyakit dan membuat awet muda. Selain itu digunakan sebagai sumber air minum alami dan penggerak turbine listrik sejak jaman Belanda.

FASILITAS
Kawasan wisata agro Kaligua dilengkapi dengan fasilitas penunjang agar pengunjung dapat menikmati pilihan untuk wisata
- Camping Ground - Kafe & Karaoke
- Arena Outbound Games - Kendaraan Wisata
- Gardu Pandang - Pelayanan Kesehatan
- Gazebo / Rest Area - Mesjid
- Fasilitas Olahraga (Tenis, Sepabola) - Aula
- Homestay - Jasa Catering

Alam Kaligua yang segar dan indah merupakan daya tarik wisata argo bagi para wisatawan. Pengunjung dapat menikmati keindahan dan suasana segar sambil melakukan berbagai aktivitas wisata, rekreasi dan relaksasi.






PAKET WISATA
1. Wisata Edukasi
Wisatawan dapat mengenal proses budidaya teh mulai dari pembibitan sampai dengan pengolahannya di pabrik.
2. Wisata Historis
Jejak peninggalan sejak zaman Belanda dan Jepang dapat dilihat di pabrik seperti turbin air, goa Jepang, makam Van De Jong.
3. Acara Keluarga (Family Cathering)
Acara rekreasi dan arisan keluarga semakin berkesan dengan kebersamaan keluarga sambil menikmati kesegaran dan keindahan alam Kaligua
4. Acara Perusahaan (Corporate Gathering)
Di sela-sela rutinitas pekerjaan, acara Corporate Gathering sangat berkesan dilakukan di Kaligua melalui kegiatan rapat, arisan, manajemen training, up grading competency, maupun out bound
5. Outbound & Fun Games
Pengelola wisata argo Kaligua menyediakan fasilitas pendukung kegiatan outdoor atau outbound. Misalnya Marine bridge, jembatan goyang, jaring laba-laba, bom remover, bighome Hunting, dan lain-lainnya. Kegiatan tersebut banyak diminati oleh siswa SD, SLTP, SMU, Perguruan Tinggi, bahkan pegawai perusahaan.
6. Paket Menginap
Wisatawan dapat menginap di homestay yang telah tersedia. Diantaranya Wisata Amarilis, Kenanga, Dahlia, Anggrek, Flamboyan, serta wisma pelajar. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan breakfast, air hangat, dan chanel televise global
7. Jasa Katering Dan Peralatan
Kegiatan-kegiatan wisata di Kaligua didukung oleh SDM yang profesional untuk memandu dan memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi wisatawan.

PRODUK HILIR
Selain melakukan aktivitas rekreasi, para pengunjung dapat menikmati paket wisata edukasi pengenalan budidaya teh dan cara pengolahan teh hitam berkualitas ekspor. Pengunjung dapat melihat langsung proses pengolahan teh hitam Kaligua dan sekaligus dapat menikmati teh Kaligua serta membelinya sebagai souvenir / buah tangan. Produk hilir yang dihasilkan adalah teh celup dan teh serbuk dengan merek “Kaligua”















NATURAL AGRO TOURISM


KAMPOENG KOPI BANARAN (Getas Salatiga)
PT.Perkebunan Nusantara IX (Persero) telah mengembangkan dan mengelola beberapa tempat untuk dijadikan daerah tujuan Wisata Argo antara lain : KAMPOENG KOPI BANARAN Getas Salatiga.
Terletak diareal Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan tepatnya Jl. Raya Semarang – Solo KM.35 dengan ketinggian 480 – 600 m dpl dengan suhu udara cukup sejuk antara 230 C – 270 C.

Fasilitas utama berupa bangunan untuk menikmati sedapnya kopi “ Banaran Coffee” juga dibangun arena bermain anak-anak, lapangan tenis, Mushola, Coffee Walk, Out Bound Games, Kolam Renang, Gazebo, Taman Buah, Gedung Pertemuan, Flying Fox, Jelajah kebun dengan motor ATV.


KALIGUA (Brebes)
Terletak disebelah barat kaki gunung Slamet tepatnya di Desa Pandansari Peguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah, dengan ketinggian 1.500 – 2.050 m dpl dan suhu antara 80 C – 280 C

Fasilitas yang ditawarkan antara lain Tea Walk, Pembibitan Teh, Panen Teh, Pabrik Pengolahan Teh, Jasa Layanan Teh, Penginapan, Lapangan Tenis, Bilyard, Areal Camping, Out Bound Games, Petilasan (Van De Jong, Mbah Joko), Turbin Kuno, Goa Jepang, Tuk Bening, Goa Barat, Puncak Sakup.


GONDANG WINANGOEN (Klaten)
Terletak ditepi jalan raya Yogya dan Solo Km.4.5 tepatnya sebelah barat kota Klaten Jawa Tengah. Pabrik ini dibangun tahun 1860.

Fasilitas yang ditawarkan di Wisata Agro Gondang Winangoen ini adalah Tour Keliling Pabrik Gula “Tempo Doeloe” dengan fasilitas antara lain Museum Gula Jawa Tengah yang berdiri tahun 1982, Auditorium / Gedung Pertemuan, Loko Teboe mengelilingi pabrik gula Gondang Baru, Home Stay yang merupakan rumah besaran Administratur Tempo Doloe, Resto yang menyediakan produk hilir PTP Nusantara IX (Persero), & Makanan, Minuman yang lain.


SONDOKORO (Karanganyar Solo)
Terletak diantara jalan raya Solo dan Karanganyar desa Ngijo kecamatan Tasikmadu.

Fasilitas yang ditawarkan di Agro Wisata Sondokoro Tasikmadu ini adalah Tour Keliling Pabrik Gula dengan naik Lokomotif, Jembatan Gantung, Flying Fox, Dunia Kreasi, Panjat Dinding, Graha Sondokoro, Ruang Meting, Lapangan Tennis, Griya Resto, Monumen Giling, Kolam Renang, Jalan Refleksi, Live Music.

Insiden Priok Makan Korban, Kepala Satpol PP Dipecat


Insiden Priok Makan Korban, Kepala Satpol PP

 Dipecat


Bentrokan di Makam Mbah Priok



Sejumlah masyarakat yang hadir dalam mediasi antara ahli waris dan Pelindo mendesak Pemerintah DKI untuk memberhentikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Harianto Badjuri.

Harianto Badjuri dianggap orang yang paling bertanggungjawab dalam persoalan ini karena memberi komando untuk melakukan penyerangan.
Selain itu, Harianto juga dianggap bersalah karena telah mengabaikan perintah agar menarik pasukannya setelah bentrokan pertama terjadi.

Sementara itu, perwakilan Komnas HAM meminta seluruh pihak agar tidak menyampaikan pernyataan yang dapat menyulut masyarakat. "Yang membuat masyarakat marah adalah cerminan yang selama ini terjadi," ujar Nur Kholis di Balai Kota, Kamis (15/4).

Nur Kholis menegaskan kalau Komnas HAM, sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya akan tetap menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya dalam kerusuhan pada proses eksekusi pendopo di areal makam Mbah Priok


Terminal Peti Kemas (TPK) Koja diperkirakan mengalami kerugian lebih dari Rp 2 miliar akibat kerusuhan di Pelabuhan Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak tadi pagi. Demikian disampaikan oleh General Manager TPK Koja Doso Agung, Rabu (14/4/2010).
"Kerugian ini masih perkiraan, akibat terhambatnya operasional pelabuhan karena kerusuhan tersebut," ujarnya. Kerugian-kerugian tersebut antara lain, suplai BBM yang tidak bisa diakses, lalu pengalihan arus barang lewat pintu lain di pelabuhan yang tidak diblokade massa.

Selain itu, pelayanan barang impor untuk didistribusikan keluar pelabuhan juga terhambat, karena para petugas lapangan tidak berada di tempat. Pelayanan sempat dilakukan sampai pukul 16.30 Wib, namun hanya untuk sesaat. "Jalur masuk truk ke TPK Koja dialihkan melalui dermaga utara JICT dan keluar melalui gerbang 13 untuk memudahkan melakukan pengawasan kepabeanan," katanya.

Selain itu, kerusuhan yang terjadi di Pelabuhan Koja berbuntut kepada penjarahan salah satu kantor (side office) Terminal Peti Kemas Koja. Barang-barang di dalam kantor tersebut habis dijarah massa. "Akibat kerusuhan tersebut terjadi penjarahan di side office kita di Koja, tapi main office masih aman. Jadi semua kabinet dan TV yang ada di sana dijarah. Kita tidak bisa menghadang karena itu aksi masyarakat," paparnya.
Eksportir Was-Was
Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) mengkhawatirkan dampak kerusuhan Tanjung Priok berlanjut alias berkepanjangan hingga beberapa hari ke depan. Jika ini terjadi sampai besok maka arus ekspor barang dipastikan akan sangat terganggu. "Kalau berlanjut ini akan memprihatinkan, soalnya besok Kamis-Jumat hari ekspor," kata Sekjen GPEI.

Ia menegaskan rasa kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang tidak bisa menahan diri padahal seharusnya masalah ini tidak terjadi jika ada dialog. Toto menambahkan kejadian ini dipastikan mengganggu kelancaran arus barang ekspor maupun impor di Tanjung Priok. "Memang belum ada laporan dari anggota, kita masih menunggu. Yang pasti saat ini proses in-out berhenti, jalur merah pun tidak bisa dilakukan. Ini merugikan, tapi berapa besar kerugian yang timbul kita belum tahu," katanya.

Selain itu, kata dia, jika dampak kerusuhan berkepanjangan hingga besok, maka bagi eksportir yang masa kadaluarsa L/C-nya hingga besok pagi maka akan berdampak tidak terangkutnya barang-barang ekspor hingga menunggu sampai kapal berikutnya di pekan depan. Sedangkan kapal-kapal yang datang akan menumpuk karena tidak bisa mengangkut barang. "Kita kecewa dan prihatin, ini mengganggu kelancaran arus barang," tandasnya.
Pelayanan Bea Cukai Lumpuh Total
Buntut dari kerusuhan yang terjadi di Pelabuhan Koja Tanjung Priok sudah sangat mempengaruhi kegiatan ekspor impor lewat pelabuhan utama tersebut. Pelayanan Bea Cukai lumpuh, sehingga barang-barang yang akan keluar masuk pun tertahan di pelabuhan dan menumpuk. Demikian disampaikan oleh Kabag Humas Ditjen Bea dan Cukai, Efi Suhartantyo, Rabu (14/4/2010).

"Kalau tadi pagi pelayanan tersendat, sekarang sudah lumpuh. Karena kerusuhan yang terjadi di tempat terssebut, sehingga peti kemas tertimbun di pelabuhan," ujarnya.

Efi mengatakan, dengan pelayanan yang tersendat ini sudah jelas akan membuat barang tertahan sehingga para pengusaha akan rugi waktu. "Seharusnya barang sudah bisa keluar, namun akibat kerusuhan ini barang tertahan, sehingga pengusaha jadi rugi waktu," jelasnya.

Meskipun begitu, menurut Efi sampai malam hari ini Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok sudah berhasil mengurus 120 dokumen impor barang untuk keluar. Akibat kerusuhan ini, maka impor barang lewat jalur merah lumpuh. Untuk mengantisipasi penumpukan barang, Efi mengatakan, arus barang impor akan dialihkan ke pintu masuk lain, tidak melalui Pelabuhan Koja.

Seperti diketahui, rencana penggusuran makam Mbah Priok berbuntut pada kerusuhan, Data dari Administrator Pelabuhan Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai, Kementrian Perhubungan, hingga pukul 13.30 WIB, tercatat korban luka dari Brimob 9 orang, warga sipil 6 orang, polisi lalu lintas 1 orang, Satpol PP 36 orang, dan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) 2 orang.
Rusak Citra Kelancaran Arus Barang
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak agar dampak kerusuhan Tanjung Priok harus sudah dipulihkan malam ini juga. Jika berlarut-larut, bukan hanya mengganggu arus barang ekspor-impor di Tanjung Priok, namun merusak citra kelancaran arus barang.

"Image kelancaran barang akan tertanggu, kita sudah tidak lancar selama ini, akibat dari itu mengganggu proses distribusi," kata Ketua Umum Kadin Adi Putra Tahir saat dihubungi wartawan, Rabu (14/4/2010).

Dengan tegas Adi mendesak kepada pihak yang mengurusi masalah ini agar segera menyelesaikan dengan cepat  karena potensi yang harus ditanggung mencapai miliaran rupiah. "Malam ini juga harus selesai, jangan sampai besok-besok," katanya.
Dikatakannya, kontainer yang menumpuk pada hari ini sudah sangat banyak akibat keributan tersebut. Seperti diketahui telah terjadi bentrokan antara petugas Satpol PP dan massa pendukung makam Mbah Priok dalam penggusuran bangunan di seputar makam di lokasi tersebut. Bentroka terjadi sejak pagi hari dan baru bisa mereda di sore hari ini. Bentrokan tersebut memakan korban sebanyak 54 orang dan sekarang dirawat di RS Koja, Jakarta Utara.

kepala Satpol PP Harianto Badjoeri,Di pecat

- Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, membebastugaskan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Harianto Badjoeri, menyusul insiden kerusuhan Tanjung Priok.
Kami sudah memutuskan untuk membebastugaskan Kepala Satpol PP dari tugas kendali operasional.

"Kami sudah memutuskan untuk membebastugaskan Kepala Satpol PP dari tugas kendali operasional," kata Fauzi Bowo, saat memberikan jawaban atas pertanyaan anggota DPRD, pada Rapat Paripurna Istimewa di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (16/4/2010) malam.

Jawaban itu juga diberikan terkait banyaknya pertanyaan anggota Dewan mengenai pertimbangan Pemprov mempertahankan Harianto Badjoeri yang dinilai seharusnya sudah memasuki masa pensiun.

Menurut Gubernur, perpanjangan masa tugas terhadap Badjoeri tak menyalahi aturan. "Dalam aturan kepegawaian tidak ada yang keliru. Sesuai ketentuan, perpanjangan untuk pejabat eselon 1 dan 2, ditetapkan oleh Gubernur secara bertahap. Tahap pertama dari usia 56 sampai 59 tahun dan kemudian 58 sampai 60 tahun," kata dia

Noegroho Djajusman: Markus Ada dari Zaman Dulu


Kenyang akan pengalaman dalam penugasan di kepolisian. Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen Pol (purn) Noegroho Djajoesman meluncurkan Otobiografinya.
Dalam bukunya ini, Noegroho mencurahkan pengalaman hidupnya sejak berprofesi sebagai polisi hingga mecapai karir puncak sebagai Kapolda Metro Jaya di masa awal reformasi (1998-1999). Pengalaman menjadi Kapolda Metro Jaya itu, seperti dituturkannya, merupakan momentum paling membanggakan sekaligus menegangkan bagi Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Drs. H. Noegroho Djajoesman.
"Berita pengangkatan sebagai Kapolda Metro Jaya saya terima dengan rasa bangga dan terkejut. Bangga karena posisi Kapolda Metro Jaya adalah posisi yang strategis dan prestisius. Tapi, terkejut karena saya menyadari penugasan dan tantangan yang dihadapi kali ini cukup berat," kata Noegroho Djajoesman,
Hal itu disampaikan dia dalam pidato sambutannya saat acara peluncuran buku 'Meniti Gelombang Reformasi: Jejak Kehidupan dan Pengabdian Noegroho Djajoesman, Minggu malam (11/4), di Hotel Sultan, Jakarta. Menurut Noegroho, Jakarta waktu itu, pasca lengsernya Presiden Soeharto, 21 Mei 1998, dalam suasana tidak menentu.
"Anarkisme berlangsung dimana-mana, sehingga membuat seluruh fungsi pelayanan masyarakat yang dilaksanakan pemerintah, khususnya Polri, dirasakan tidak berjalan maksimal. Semua itu merupakan dampak dari gejolak politik yang semakin memanas, disamping munculnya ekses negatif dari eforia reformasi," tutur Noegroho lagi dalam sambutannya. HALIM

Noegroho Djajoesman luncurkan buku "Meniti Gelombang Reformasi"

Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen (Purn) Noegroho Djajoesman membukukan sepakterjangnya sebelum pensiun. Noegroho kala itu berada di komando terdepan dalam menjaga keamanan Jakarta kala reformasi besar-besaran bergulir.

Noegroho merangkum perjalanannya selama reformasi dalam buku bertajuk "Meniti Gelombang Reformasi".
Buku ini berisi perjalanan hidup dan pengabdiannya selama bertugas di POLRI. Dalam buku ini juga diceritakan mengenai bagaimana sejarah hidupnya sejak kecil sampai menjadi Taruna Kepolisian, hingga ia mencapai posisi penting di Kepolisian yakni menjabat Kapolda Metro Jaya di masa-masa genting awal reformasi.

"Kondisi itu justru membuat saya yakin untuk mengawal segala peristiwa tersebut, meskipun tidak semudah yang dibayangkan, dan meskipun sampai saat ini masih ada kasus yang masih menjadi misteri hingga saat ini, seperti kasus semanggi" kata Noegroho saat memberikan sambutan dalam peluncuran buku "Meniti Gelombang Reformasi" di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (11/4/2010).

Tak lupa Noegroho berpesan kepada juniornya di kepolisian agar tetap menjaga sumpah bhayangkara sejati. "Jadilah polisi yang bisa mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat, maka anda akan sukses menjalani tugas sebagai polisi," tegasnya.

Peluncuran buku ini dihadiri oleh Kepala BIN Jendral Pol (Purn) Soetanto, mantan Kepala BIN Jendral TNI (Purn) AM Hendropriyono, mantan Panglima ABRI Jendral TNI (Purn) Wiranto. HALIM

Warga minta Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Harianto Badjuri,DIPECAT


Seratus orang demonstran menggelar aksi di depan kantor Walikota Jakarta Utara, mendesak pemecetan terhadap Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Harianto Badjuri terkait kerusuhan saat eksekusi di makam Mbah Priok.

Aksi massa yang mengenakan seragam ala santri dengan kopiah, baju koko, dan celana serba putih ini membuat arus lalu lintas di Jalan Yos Sudarso macet hingga satu kilometer.

Dalam orasinya, mereka menyebut nama Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono dan Dirut Pelindo II Abdulla Syaifudin, dan Kepala Satpol PP Haryanto Bajuri, sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas kerusuhan tersebut.

Laode Kamaludin, selaku koordinator aksi mengatakan, dalang dari
peristiwa Mbah Priok, adalah Dirut Pelindo II Abdullah Syaifudin yang
berperan sebagai penyandang dana. "Tidak mungkin Satpol PP bergerak
dengan jumlah ribuan tanpa ada dana dari Pelindo II," tandasnya.

Dalam hal ini, lanjut Laode, pemerintah harus menghentikan teror terhadap warga terkait rencana penggusuran atau eksekusi makam Mbah Priok.

"Hentikan eksekusi itu, dan berikan jaminan pengobatan kepada korban tragedi Mbah Priok," katanya. Mereka mengutuk keras aksi brutal Satpol PP. "Pecat Haryanto Bajuri segera," tegas Laode.

Setelah 30 menit demo di depan kantor Walikota Jakarta Utara, mereka melanjutkan demo di Jakarta Internasional Conatainer Terminal (JICT). Mereka melakukan aksi corat-coret plang pelabuhan menggunakan cat semprot. Aksi tersebut akhirnya dijaga ketat aparat kepolisian.