Media Proteksinews

Media Proteksinews

sample media terbit

sample media terbit

Cari Blog Ini


Laman

RNI

RNI
kantor pusat

Sabtu, 06 Maret 2010

Polri-TNI Rencanakan Latihan Gabungan Penanggulangan Teroris

Polri-TNI Rencanakan Latihan Gabungan Penanggulangan Teroris
[Jumat, 05 March 2010]
Setelah tertunda setahun, Polri-TNI konkritkan latihan gabungan penanggulangan teroris. Sampai saat ini, untuk penanganan teroris di Aceh, TNI belum dimintai bantuan.

Foto: Sgp

Sejak pukul 08.00 WIB, jajaran Polri dan TNI mengadakan rapat gabungan untuk membahas rencana latihan gabungan penanggulangan terorisme. Dalam rapat tersebut Panglima TNI Joko Suyanto dan Kapolri Bambang Hendarso Danuri beserta jajarannya bersama-sama memaparkan konsep latihan gabungan penanggulangan terorisme yang akan diselenggarakan pertengahan Maret 2010.



Sebenarnya, kata Kepala Pusat Penerangan TNI Sagoem Tamboen, latihan bersama ini rencananya dilakukan pada 2009 lalu. Namun, baru sekarang terealisir karena terganjal kesibukan masing-masing. Untuk itu, dalam rapat kali ini, tim perancang latihan bersama penanggulangan terorisme Polri-TNI melaporkan seperti apa konsep yang nanti dilaksanakan.



"Jadi seperti yang sudah direncanakan, ini sebagai kelanjutan latihan yang pernah dilakukan 2008. Seyogyanya latihan ini kita laksanakan pada tahun 2009, tapi karena kesibukan pihak Polri dan TNI, mundur jadi bulan maret 2010. Polanya seperti latihan tahun 2008 yang lalu, dimana TNI dan Polri mencoba secara terpadu bagaimana menanggulangi aksi teroris," papar Sagoem.



Konsepnya, lanjut Sagoem, "seperti yang sudah kita laksanakan secara terbuka pada tahun 2008. Kita coba secara terpadu menanggulangi aksi terorisme apabila terjadi. Nanti direktur latihan gabungannya adalah Kasub TNI dan Kababinkam Mabes Polri. Dan gladinya akan dipimpin Panglima TNI dan Kapolri". Namun, Marsekal Muda TNI ini berharap latihan bersama hanya sekedar latihan saja, tidak akan pernah terwujud menjadi kenyataan. "Itu harapan kita," imbuhnya.



Meski tidak menjelaskan secara konkret, konsep latihan seperti apa yang akan dilaksanakan nanti, Sagoem menegaskan bahwa TNI tidak akan menjalankan tugas melampaui kewenangan yang diatur dalam undang-undang. Seperti misalnya dalam penanggulangan terorisme di Aceh. Sampai saat ini, TNI belum dimintakan bantuan untuk menanggulangi terorisme di Aceh. Seperti diketahui, Densus 88 Polri sudah bergerak ke Aceh Besar untuk menyisir tempat pelatihan teroris yang berbau semi militer. Dari penyisiran itu, Kadiv Humas Mabes Polri Edward Aritonang sempat menyatakan sudah 15 tersangka yang ditangkap. Tapi, dari ke-15 tersangka itu, satu orang tewas tertembak karena melakukan perlawanan saat disergap petugas.



Ke-14 tersangka yang ditangkap, teridentifikasi satu pelatih yang pernah mengenyam pelatihan (semi militer) di luar negeri. Dari dokumen dan barang bukti senjata, granat yang didapat tim di lapangan, kelompok ini diduga sudah merencanakan akan melakukan aksi teror di suatu tempat. Namun, Edward mengaku belum dapat mengungkapkan sasaran itu demi berjalannya penyelidikan. Selain belum dapat mengungkapkan tempat sasaran aksi teror, jenderal bintang dua ini juga belum dapat mengungkapkan jumlah tersangka yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), karena menurutnya akan mengganggu jalannya penyelidikan. "Yang pasti jumlahnya lebih banyak dari yang ditangkap sekarang," katanya.



Atas penyergapan tempat pelatihan teroris di Aceh yang menurut Sagoem masih terkendali itu, TNI belum melakukan aksi apapun. Untuk sementara ini, TNI masih menyikapinya dengan cara memantau dan mengikuti perkembangan di lapangan. Karena, terkait dengan situasi di Aceh masih menjadi tugas dan fungsi kepolisian. "Apabila nanti eskalasi sudah sampai kepada penanganan oleh TNI, sesuai dengan tugas dan fungsi yang diatur dalam undang-undang, barulah kita ikut terlibat. Jadi, untuk sementara ini langkah-langkah di lapangan sementara dilakukan rekan-rekan Kepolisian". Lagipula, tambahnya, hingga kini pihak Polri belum meminta bantuan apapun. "Mudah-mudahan semua dapat terselesaikan dalam waktu dekat".



Terlepas dari pembagian fungsi dan tugas Polri-TNI dalam penanggulangan terorisme, Sagoem mengaku pihak luar negeri seperti Amerika Serikat belum memberi tanggapan resmi mengenai keberadaan tempat pelatihan teroris di Aceh. Situasi dan kondisi seperti ini menjadi penting, mengingat beberapa waktu mendatang Presiden Barrack Obama akan berkunjung ke Indonesia. Namun, apapun respon atau komentar Amerika terhadap kondisi di Indonesia, Sagoem berharap tidak akan dijadikan hal yang luar biasa.



"Kita belum mendapat komentar yang resmi dari pemerintah (Amerika). Tapi, kita harus memahami kalaupun ada komentar dari pemerintah (Amerika) itu hal biasa, sebagaimana pemerintah kita juga biasa memberikan respon atau kometar apabila ada hal yang sama di negara tetangga," ujarnya.



Jadi, Sagoem menambahkan, "saya pikir ini tidak perlu ada yang dikuatirkan. Sepanjang langkah-langkah pengamanan telah direncakan. Pihak Polri kita anggap nanti bisa menyelesaikan permasalahan (terorisme) ini".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar