Media Proteksinews

Media Proteksinews

sample media terbit

sample media terbit

Cari Blog Ini


Laman

RNI

RNI
kantor pusat

Minggu, 18 April 2010

Insiden Priok Makan Korban, Kepala Satpol PP Dipecat


Insiden Priok Makan Korban, Kepala Satpol PP

 Dipecat


Bentrokan di Makam Mbah Priok



Sejumlah masyarakat yang hadir dalam mediasi antara ahli waris dan Pelindo mendesak Pemerintah DKI untuk memberhentikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Harianto Badjuri.

Harianto Badjuri dianggap orang yang paling bertanggungjawab dalam persoalan ini karena memberi komando untuk melakukan penyerangan.
Selain itu, Harianto juga dianggap bersalah karena telah mengabaikan perintah agar menarik pasukannya setelah bentrokan pertama terjadi.

Sementara itu, perwakilan Komnas HAM meminta seluruh pihak agar tidak menyampaikan pernyataan yang dapat menyulut masyarakat. "Yang membuat masyarakat marah adalah cerminan yang selama ini terjadi," ujar Nur Kholis di Balai Kota, Kamis (15/4).

Nur Kholis menegaskan kalau Komnas HAM, sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya akan tetap menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya dalam kerusuhan pada proses eksekusi pendopo di areal makam Mbah Priok


Terminal Peti Kemas (TPK) Koja diperkirakan mengalami kerugian lebih dari Rp 2 miliar akibat kerusuhan di Pelabuhan Koja Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak tadi pagi. Demikian disampaikan oleh General Manager TPK Koja Doso Agung, Rabu (14/4/2010).
"Kerugian ini masih perkiraan, akibat terhambatnya operasional pelabuhan karena kerusuhan tersebut," ujarnya. Kerugian-kerugian tersebut antara lain, suplai BBM yang tidak bisa diakses, lalu pengalihan arus barang lewat pintu lain di pelabuhan yang tidak diblokade massa.

Selain itu, pelayanan barang impor untuk didistribusikan keluar pelabuhan juga terhambat, karena para petugas lapangan tidak berada di tempat. Pelayanan sempat dilakukan sampai pukul 16.30 Wib, namun hanya untuk sesaat. "Jalur masuk truk ke TPK Koja dialihkan melalui dermaga utara JICT dan keluar melalui gerbang 13 untuk memudahkan melakukan pengawasan kepabeanan," katanya.

Selain itu, kerusuhan yang terjadi di Pelabuhan Koja berbuntut kepada penjarahan salah satu kantor (side office) Terminal Peti Kemas Koja. Barang-barang di dalam kantor tersebut habis dijarah massa. "Akibat kerusuhan tersebut terjadi penjarahan di side office kita di Koja, tapi main office masih aman. Jadi semua kabinet dan TV yang ada di sana dijarah. Kita tidak bisa menghadang karena itu aksi masyarakat," paparnya.
Eksportir Was-Was
Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) mengkhawatirkan dampak kerusuhan Tanjung Priok berlanjut alias berkepanjangan hingga beberapa hari ke depan. Jika ini terjadi sampai besok maka arus ekspor barang dipastikan akan sangat terganggu. "Kalau berlanjut ini akan memprihatinkan, soalnya besok Kamis-Jumat hari ekspor," kata Sekjen GPEI.

Ia menegaskan rasa kekecewaannya terhadap pihak-pihak yang tidak bisa menahan diri padahal seharusnya masalah ini tidak terjadi jika ada dialog. Toto menambahkan kejadian ini dipastikan mengganggu kelancaran arus barang ekspor maupun impor di Tanjung Priok. "Memang belum ada laporan dari anggota, kita masih menunggu. Yang pasti saat ini proses in-out berhenti, jalur merah pun tidak bisa dilakukan. Ini merugikan, tapi berapa besar kerugian yang timbul kita belum tahu," katanya.

Selain itu, kata dia, jika dampak kerusuhan berkepanjangan hingga besok, maka bagi eksportir yang masa kadaluarsa L/C-nya hingga besok pagi maka akan berdampak tidak terangkutnya barang-barang ekspor hingga menunggu sampai kapal berikutnya di pekan depan. Sedangkan kapal-kapal yang datang akan menumpuk karena tidak bisa mengangkut barang. "Kita kecewa dan prihatin, ini mengganggu kelancaran arus barang," tandasnya.
Pelayanan Bea Cukai Lumpuh Total
Buntut dari kerusuhan yang terjadi di Pelabuhan Koja Tanjung Priok sudah sangat mempengaruhi kegiatan ekspor impor lewat pelabuhan utama tersebut. Pelayanan Bea Cukai lumpuh, sehingga barang-barang yang akan keluar masuk pun tertahan di pelabuhan dan menumpuk. Demikian disampaikan oleh Kabag Humas Ditjen Bea dan Cukai, Efi Suhartantyo, Rabu (14/4/2010).

"Kalau tadi pagi pelayanan tersendat, sekarang sudah lumpuh. Karena kerusuhan yang terjadi di tempat terssebut, sehingga peti kemas tertimbun di pelabuhan," ujarnya.

Efi mengatakan, dengan pelayanan yang tersendat ini sudah jelas akan membuat barang tertahan sehingga para pengusaha akan rugi waktu. "Seharusnya barang sudah bisa keluar, namun akibat kerusuhan ini barang tertahan, sehingga pengusaha jadi rugi waktu," jelasnya.

Meskipun begitu, menurut Efi sampai malam hari ini Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok sudah berhasil mengurus 120 dokumen impor barang untuk keluar. Akibat kerusuhan ini, maka impor barang lewat jalur merah lumpuh. Untuk mengantisipasi penumpukan barang, Efi mengatakan, arus barang impor akan dialihkan ke pintu masuk lain, tidak melalui Pelabuhan Koja.

Seperti diketahui, rencana penggusuran makam Mbah Priok berbuntut pada kerusuhan, Data dari Administrator Pelabuhan Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai, Kementrian Perhubungan, hingga pukul 13.30 WIB, tercatat korban luka dari Brimob 9 orang, warga sipil 6 orang, polisi lalu lintas 1 orang, Satpol PP 36 orang, dan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) 2 orang.
Rusak Citra Kelancaran Arus Barang
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak agar dampak kerusuhan Tanjung Priok harus sudah dipulihkan malam ini juga. Jika berlarut-larut, bukan hanya mengganggu arus barang ekspor-impor di Tanjung Priok, namun merusak citra kelancaran arus barang.

"Image kelancaran barang akan tertanggu, kita sudah tidak lancar selama ini, akibat dari itu mengganggu proses distribusi," kata Ketua Umum Kadin Adi Putra Tahir saat dihubungi wartawan, Rabu (14/4/2010).

Dengan tegas Adi mendesak kepada pihak yang mengurusi masalah ini agar segera menyelesaikan dengan cepat  karena potensi yang harus ditanggung mencapai miliaran rupiah. "Malam ini juga harus selesai, jangan sampai besok-besok," katanya.
Dikatakannya, kontainer yang menumpuk pada hari ini sudah sangat banyak akibat keributan tersebut. Seperti diketahui telah terjadi bentrokan antara petugas Satpol PP dan massa pendukung makam Mbah Priok dalam penggusuran bangunan di seputar makam di lokasi tersebut. Bentroka terjadi sejak pagi hari dan baru bisa mereda di sore hari ini. Bentrokan tersebut memakan korban sebanyak 54 orang dan sekarang dirawat di RS Koja, Jakarta Utara.