Media Proteksinews

Media Proteksinews

sample media terbit

sample media terbit

Cari Blog Ini


Laman

RNI

RNI
kantor pusat

Selasa, 02 Februari 2010


Pengeran Cicakrowo

Rivai Zakaria SH. Pengacara senior ini sangat menyayangkan atas sikap pemerintah yang dirasa lamban menangani suatu permasalahan.Kasus yang menimba Rakyatnya siapapun itu, TKI ,Imigran, atau orang mendapat perlakuan yanh sipatnya melangar Hak Azasi Manusia, seperti kasus Manohara ini, Harusnya Pemerintah sigap tanggap dalam merespon atas apa yang dialami warganya.”Tidak dibiarkan berlarut,”Rivai. Sebagai bangsa yang berdaulat sambungnya, “ kita harus merasa dilecehkan pemerintah sepantasnya Unjuk gigi bahwa Indonesia, bangsa yang bermartabat dan punya harga diri. Para diplomat,penegak hukum harus berbuat sesuatu Malaysia sudah acapkali kali merendahkan martabat bangsa kita,”kata Advocat kelahiran Palembang ini.
Seperti yang dialami Daisy Fajarina, ibunda Manohara, yang menghawatirkan keadaan anaknya. Beberapa kali ia mencoba menemui anaknya di Kerajaan Kelantan sana, namun tidak diijinkan masuk oleh pihak imigrasi Malaysia. Tentu saja ada alasannya, tetapi mungkin bersifat pribadi.
Lalu memuncaklah kegelisahan Daisy terhadap anaknya Manohara. Ia menduga anaknya telah dianiaya, salah satu bagian tubuhnya, disilet-silet dan lain sebagainya. Dugaan ini menimbulkan empati,
Menurut Pengacara Senior ini,harusnya Pemerintah proaktif, khususnya Kantor Kedutaan Indonesia di Malaysia. Bantulah bunda Daisy, fasilitasi beliau untuk bertemu pihak kerajaan Kelantan agar masalah ini cepat selesai. Bunda Daisy hanya perlu bertemu anaknya Manohara untuk memastikan keadaan anak manisnya itu baik-baik saja, untuk memastikan apakah benar bagian tubuh tertentu Manohara tidak disilet-silet seperti dugaannya maupun isu yang beredar selama ini. Apa susahnya?
Dan, kalau benar bagian tubuh tertentu dari Manohara terdapat bekas luka sayatan silet, maka itu adalah bukti nyata kekerasan dalam rumah tangga yang dialami Manohara. Bukti itu sudah cukup bagi Pemerintah Indonesia untuk membawa pulang Manohara.
Tapi, Lanjut Rivai, “kalau pihak Kerajaan Kelantan tetap tak mau mempertemukan Manohara dengan ibunnya, maka utuslah satu staf wanita dari Kantor Kedubes RI di Malaysia untuk meminta kesaksian Manohara di istana. Jika ini pun tak dibolehkan, berarti isu bahwa Manohara telah dianiaya patut dibenarkan. Kita semua, bukan hanya bunda Daisy, tentu tak rela Manohara dianiaya, apalagi sampai bagian tubuhnya ada yang disilet-silet, walaupun oleh seorang Pangeran sekalipun!Pemerintah Jangan diam Saja,”terang Zakaria.

Hal tersebut sangat disayangkan Rivai, ketika tanggapan kepolisian, kedutaan, pemerintah. Tidak langsung mendapat respon,atas pengaduan yang dilakukan orang tua Manohara. Harusnya pemerintah bersikap proaktif, tanggap atas laporan warganya sendiri, apalagi ini menyangkut harkat , derajat dan martabat bangsa Indonesia, karena yang melakukan itu Negara luar ,yakni Malaysia.

Malaysia itu Negara kecil, belum tentu orang kita lebih hebat dari dia (Malaysia red). Masalah ini harus dikrarifikasi baik secara diplomatik maupun politis, bila perlu dilaporkan juga ke HAM Internasional karena termasuk kemanusiaan. Dengan melaporkan pelecehan sex dibawah umur tidak bisa dibiarkan begitu saja, ungkapnya.

“sebagai bangsa yang besar Indonesia harus merasa dilecehkan ini sebagai pelajaran bagi orang-orang yang merasa bangsa Indonesia, jangan hanya karena mengharapkan kekayaan dan mempunyai mobil mewah harta melimpah lalu seenak-enaknya aja, orang kita diperlakukan seperti binatang”, tambahnya.
Apa pikir orang Malaysia itu hebat ?! Tidak ada itu , tidak ada yang hebat , mana ada orang Malaysia lebih hebat dari kita, bangsa kita lah yang hebat.
Ini penghinaan bagi bangsa Indonesia, telah banyak warna Indonesia diperlakukan semena-mena oleh pihak Malaysia,. Menurut saya, pangeran itu “Pangeran cicakrowo” yang martabatnya lebih rendah dari martabat binatang, kita harus berani lakukan penuntutan!.Rivai gemas.

Saya kasihan atas orang-orang yang acap kali menjadi korban melihat bangsa Indonesia seperti ini sering terjadi diperlakukan semena-mena oleh pihak Malaysia. Bagaimana kita mau jadi majikan dinegara sendiri untuk mengangkat derajat sendiri aja tidak berani bangsa kita ini besar mulut banyak bicara saja, tidak mau bertindak, ujarnya.

Selama ini kita terlalu membiarkan, masalah tidak dianggap besar akhirnya segala sesuatu yang ada pada bangsa kita dilecehkan oleh Negara Malaysia. Kalau masih ada diplomat – diplomat Indonesia yang tidak mendukung pada masalah ini lebih baik “copot sebagai bangsa Indonesia”, Kita bukan bangsa yang selalu mau ditindas mental diplomat – diplomat itu makin tidak punya perasaan saja. Hal yang masuk akal jika dimana terjadi reaksi dari berbagai elemen seperti baru baru ini , terjadi aksi unjuk rasa sejumlah orang di depan kantor Kedutaan Malaysia di Jakarta, mendukung upaya Daisy. Jika hal ini terus berlanjut, bisa jadi akan muncul aksi unjuk rasa yang lebih besar, yang bisa menyebabkan hubungan Indonesia – Malaysia terganggu,Pemerintah harus memberi kebangaan pada Rakyatnya ,bahwa pemerintah tanggap dan pro aktip,Kalau sudah terjadi unjuk rasa kan,repot?” tambahnya.

Ketika disinggung tentang Pengacara Robinhood,Rivai memaparkan ,”Robinhood itu sebenarnya sosok seseorang yang dianggap pahlawan pada jaman dulu, yang mencuri untuk dibagikan kepada kaumnya dan membela kebenaran dari penindasan, tapi arti Robinhood itu sendiri bisa diterapkan Pada para pengacara dengan mengambil sisi pembela pada kaum lemah”, katanya.
Walaupun diakuinya sulit menjadi pengacara Robinhood,untuk elakukan pembelaan saja, masih dalam proses pengacara sudah dimuntai uang oleh kepolisian ,pengadilan dan hakim,saya bisa saja melakukan pembelaan sesuai propesi,tapi keluarga tersangka asal mau membayar apa yang menjadi persaratan Adminitrasinya.Yang penting saya konsiseten hanya membela semaksimal mungkin ,saya tidak ikut campur malah administrasi. Saya bisa saja tidak dibayar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar